expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 30 Mei 2016

Symbol^^

Secara etimologis istilah “simbol” diserap dari kata symbol dalam bahasa Inggris yang berakar pada kata symbolicum dalam bahasa Latin. Sementara dalam bahasa Yunani kata symbolon dan symballo, yang juga menjadi akar kata symbol, memiliki beberapa makna generik, yakni “memberi kesan”, “berarti”, dan “menarik”. Dalam sejarah pemikiran, simbol memiliki dua pengertian yang sangat berbeda. Dalam pemikiran dan praktik keagamaan, simbol lazim dianggap sebagai pancaran Realitas Transenden. Dalam sistem pemikiran logika dan ilmiah, lazimnya istilah simbol dipakai dalam arti tanda abstrak.

Dalam beberapa pengertian, “simbol” diartikan sebagai berikut:
  • Simbol adalah sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang terlihat yang menggantikan gagasan atau objek,
  • Simbol adalah kata, tanda, atau isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain seperti arti, kualitas, abstraksi, gagasan, dan objek,
  • Simbol adalah apapun yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan atau dengan kesepakatan atau kebiasaan,
  • simbol sering diartikan secara terbatas sebagai tanda konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu sendiri. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda ilmiah.
Dalam peristilahan modern sering kali setiap unsur dari suatu sistem tanda-tanda disebut simbol. Dengan demikian orang berbicara tentang logika simbolik. Dalam arti yang tepat simbol dapat dipersamakan dengan citra (image) dan menunjuk pada suatu tanda indrawi dan realitas supraindrawi. Tanda-tanda indrawi, pada dasarnya, memiliki kecenderungan tertentu untuk menggambarkan realitas supraindrawi. Dalam suatu komunitas tertentu tanda-tanda indrawi langsung dapat dipahami. Misalnya sebuah tongkat melambangkan wibawa tertinggi. Apabila sebuah objek tidak dapat dimengerti secara langsung dan penafsiran objek tersebut tergantung pada proses-proses pikiran rumit, maka orang akan lebih suka berbicara secara alegoris





Senin, 23 Mei 2016

Idiom^^




·         Menurut keraf (2005:109)
Idiom berasal dari kata yunani, idios yang berati khas, mandiri, khusus atau pribadi. Menurut keraf (2005:109) yang disebut idiom adalah pola - pola struktural yang menyimpang dari kaidah - kaidah bahasa yang umum, bisasnya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau gramatikal, dengan bertumpu pada makna kat - kata yang membutuhkannya

·         Menurut Djajasudarma (2009:20)
Menurut Djajasudarma (2009:20) mengungkapkan bahwa idiomatik adalah leksikal yang berbentuk dari beberapa kata.  Kata - kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan.  Dengan kata lain gabungan kata tersebut sudah memiliki makna tersendiri yang berlainan dengan makna kata pembentuknya dan jika digabung dengan kata lain maka maknanya akan berubah

·         Menurut Alwasilah (1993:165)
Menurut Alwasilah (1993:165) menyatakan bahwa idiom adalah grup kata - kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna tiap kata dalam grup itu.  

Jadi, dapat disimpulkan Idiom merupakan gabungan kata yang memiliki makna yang bukan makna dari unsur kata-kata pembentuknya. Artinya ungkapan memiliki makna baru setelah dua kata atau lebih menyatu. Arti kata (makna) dalam sebuah idiom tidak bisa ditafsirkan dengan menerjemahkan unsur-unsur penyusunnya. Dalam Bahasa Inggris, idiom atau ungkapan dikenal dengan istilah idiomatic phrase. Ungkapan dalam tatanan Bahasa Indonesia menduduki fungsi sebagai pelengkap predikat. 
Ungkapan atau idiom acapkali digunakan dalam kalimat kiasan agar penyampaian  makna lebih berkesan.
Sering kali juga pemilihan diksi dengan ungkapan digunakan untuk menyampaikansesuatu, seperti berita, perasaan, nasihat, dan lainnya. Sebagai contoh ungkapan atau idiom ialah buaya darat. Ungkapan buaya darat memiliki makna yaitu lelaki yang suka merayu wanita.

Berikut adalah contoh idiom :
  • Banting tulang : kerja keras
  • Gulung tikar : bangkrut
  • Angkat kaki : pergi
  • Naik pitam : marah
  • Buah bibir : topik pembicaraan
  • Angkat tangan : menyerah
  • Meja hijau : pengadilan
  • Buah tangan : oleh-oleh
  • Kutu buku : orang yg suka baca buku
  • Kepala dingin : tenang
  • Jago merah : api kebakaran
  • Bunga tidur : mimpi
  • Bunga desa : gadis desa
  • Panjang tangan : suka mencuri
  • Tinggi hati : sombong
Contoh kalimat :
  • Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)
  • Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)
  • Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong)
  • Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah)
  • Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)
  • Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
  • Karena gelap mata, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
  • Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
  • Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. (masih bayi)



Simile^^





Simile adalah majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung yang digunakan contohnya seperti, bagaikan, bak, layaknya, laksana, dll.

From Wikipedia, the free encyclopedia
A simile is a figure of speech comparing two unlike things, often introduced with the word "like" or "as".
Merriam-Webster (1913)
Simile derives from similes. A word or phrase by which anything is likened, in one or more of its aspects, to something else; a similitude; a poetical or imaginative comparison.
Based on Translation
Simile is a word or phrase by which anything is likened, in one or more of its aspects, to something else; a similitude; a poetical or imaginative comparison
Sense: a form of expression using `like' or `as', in which one thing is compared to another which it only resembles in one or a small number of ways
`Her hair was like silk' is a simile.
Simile as a Form of Comparison
Using similes are very effective. The use of similes serves to explain a concept that might be difficult to grasp. The benefit of using a simile is to create clarity of a statement by point of comparison, allowing the receiver to develope his own interpretation using the point of comparison that the simile suggests. A figure of speech bringing color to our daily converse. Using similes will highlight detail and add character to any description.
A simile used to help one imagine the feel of a tiny kittens' paws was compared to raspberries in the palm of your hand. Unusual but quite effective. An unfortunate individual may never have experienced holding a very young kitten, but may have held raspberries or berries in the palm of their hand. With the simile used, they might capture the warming experience by imagining the feel of the kittens' paws. Images prompted by a simile assist in understanding what someone is trying to convey.


The example of similes:

1.      That puts her on a par with big earners like doctors and airline pilots.” Doctors and airline pilots really are big earners.
2.       An opportunity to study the great comics like Tommy Cooper and Dave Allen.”Tommy Cooper and Dave Allen really were (in the writer’s opinion) great comics.
3.      Her argument was as clear as glass.
4.      She’s as sweet as sugar candy.
5.      ‘Everybody knew he was slower than molasses in January.’(Harper’s Weekly, 1889; cited by Barry Popik)
6.      ‘The man is meaner than a junkyard dog.’ (Jim Croce)


Suggestion

    We thought the semantics subject is very difficult enough to understand its, so as the people who studied this subject (semantics), they have to search many term that explanation more detail. It can help them to be fast and easy to learn about semantics science and the other relation.

Reference:

Senin, 16 Mei 2016

Methonym and Proverb


  Metonymy is a figure of speech in which a thing or concept is not called by its own name, but by the name of something intimately associated with that thing or concept. Here are some examples of metonymy:

       1. Crown. (For the power of a king.)
       2. The White House. (Referring to the American administration.)
       3. Dish. (To refer an entire plate of food.)
       4. The Pentagon. (For the Department of Defense and the offices of the U.S. Armed Forces.)
       5. Pen. (For the written word.)
       6. Sword - (For military force.)
       7. Hollywood. (For US Cinema.)
       8. Hand. (For help.)

    Proverb is a brief, simple and popular saying, or a phrase that gives advice and effectively embodies a commonplace truth based on practical experience or common sense. A proverb may have an allegorical message behind its odd appearance. The reason of popularity is due to its usage in spoken language as well as in the folk literature. Some authors twist and bend proverbs and create anti-proverbs to add literary effects to their works. However, in poetry, poets use proverbs strategically by employing some parts of them in poems’ titles such as Lord Kennet has written a poem, A Bird in the Bush, which is a popular proverb. Some poems contain multiple proverbs like Paul Muldoon’s poem Symposium
Peribahasa (Proverbs) :
1. Better late than never.
    (Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.)
2. Bending without breaking.
    (Mengalah bukan berarti kalah.)
3. A good book is a great friend.
    (Buku yang bermanfaat merupakan teman yang baik.)
4. Out of sight near by heart.
    (Jauh di mata dekat di hati.)
5. No one too old to learn.
    (Belajar tidak memandang usia.)
6. Action speak louder than words.
    (banyak bekerja sedikit bicara.)